Rabu, 18 Mei 2016

Standart Operational Prosedure “ Pemasangan Kateter ”



Standart Operational Prosedure
“ Pemasangan Kateter ”

A. Pengertian
Kateter adalah suatu selang untuk memasukkan dan mengeluarkan cairan
Kateterisasi urinarius adalah memasukkan kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih dengan tujuan untuk mengeluarkan urin
-  Prinsip prinsip pemasangan kateter
  1. Gentle à hati-hati
  2. Sterilitas à Sifat prosedur yang steril
  3. Adekuat lubrication à
  4. Gunakan kateter ukuran kecil
v -Macam-macam kateter
  1. Bentuk
    1. Straight; lurus tanpa ada cabang
Contoh : Robinson kateter, Nelaton kateter
  1. Coude Catheter; kateter dengan ujung lengkung dan ramping
Sebuah kateter Coude digunakan pada klien pria, yang mungkin mengalami pembesaran prostat yang mengalami obstruksi sebagian uretra
Contoh : Kateter Tiemann
  1. Self Retaining Kateter; dipakai menetap
Contoh : Molecot Kateter, Foleey Kateter
  1. Ukuran
    1. Skala Cheriere’s (Franch)
Ich atau Fr 0,33 mm
  1. Atau 1 mm = 3 Fr
Contoh: Kateter 18 Fr artinya diameter luarnya 6 mm
  1. Bahan
    1. Stainless
    2. Lateks (karet)
    3. Silikon
    4. Dilapisi silikon
    5. sifat pemakaian
      1. Sementara
      2. Menetap
      3. Sekali pakai
    6. system retaining (pengunci)
    7. jumlah percabangan
1. Cabang 1 (One Way)  digunakan untuk sekali pakai
2. Cabang 2 (Two Way) digunakan untuk kateter sementara
3. Cabang 3 (Three Way) digunakan untuk kateter permanen
B. Tujuan
*      Untuk mengeluarkan urin
*      Menghilangkan ketidaknyamanan karena distensi kandung kemiih.
*      Mendapatkan urine steril intuk spesimen
*      Pengkajian residu urine
*      Penatalaksanaan pasien yang dirawat karena trauma medulla spinalis, gangguan neuromuskular, atau inkompeten kandung kemih. Serta pasca operasi besar.
*      Mengatasi obstruksi aliran urine
*      Mengatasi retensi perkemihan.
C. Indikasi
  1. Mengatasi retensi urine
  2. Mengukur jumlah produksi urine oleh ginjal secara akurat
  3. Untuk memperoleh bahan urine steril
  4. Mengukur jumlah residu dalam kandung kemih
  5. Memeperoleh bahan urin bilatidak dapat ditampung dengan cara yang lain : menampung urine agar tidak terkontaminasi pada wanita yang sedang menstruasi atau pada klien yang mengalami masalah inkontinensia urin
  6. Mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama operasi dan sebelum suatu pemeriksaan diagnostic
  7. Membantu memenuhi kebutuhan pasien untuk mengosongkan kandung kemih, yang digunakan bila pasien mengalami sakit yang akut, sakit yang hebat atau terbatas pergerakan atau tidak sadar akan lingkungan
  8. Menjaga agar kandung kemih tetap kosong dan penyembuhan luka pengobatan beberapa infeksi dan operasi suatu organ dari system urinarius dimana kandung kemih tidak boleh tegang sehingga menekan struktur yang lain
  9. Menjaga agar pasien yang inkontinen teta kering pada daerah perineum, agar kulit tetap utuh dan tidak infeksi
10.  Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian kandng kemih secara normal
D. Alat dan Bahan
v  Alat
v  Bahan
  1. Set kateter
  2. Sarung tangan steril
  3. Set bengkok + pinset steril
  4. Spuit
  5. Alas / perlak alas
  6. Handuk kecil + baskom
  7. Sampiran
  8. Lampu
  9. Duk bolong
10.  Perban
11.  Urine bag

  1. Kapas + cairan sublimate
  2. Jelly
  3. Plester
  4. + aqua steril
  5. isi air hangat + sabun

E. Prosedur
I.            Pemasangan Kateter
a. Pada Perempuan
1.         Cuci tangan.
2.         Jelaskan pada pasient mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3.         Atur ruangan.
4.         Pasang perlak / alas.
5.         Gunakan handscoon.
6.         Pasang duk steril.
7.         Bersihkan vulva dengan kapas sublimat dari atas ke bawah (±3 kali hingga bersih)
8.         Buka labia mayor dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri. Bersihkan bagian dalam.
9.         Kateter diberi minyak pelumas atau jelly pada ujungnya, lalu asupkan pelan-pelan sambil anjurkan untuk tarik napas, asupan (2,5-5 cm) atau hingga urune keluar.
10.     Setelah selesai, isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya dengan menggunakan spuit untuk yang dipasang tetap. Bila tidak dipasang tetap, tarik kembali sambil pasient disuruh napas dalam.
11.     Sambung kateter dengan urineal bag dan fiksasi kearah samping.
12.     Rapikan alat.
13.     Cuci tangan.
b. Pada Laki – Laki
1.         Jelaskan prosedur
2.         Cuci tangan
3.         Pasamng sampiran
4.         Pasang perlak
5.         Gunakan sarung tangan steril
6.         Pasang duk steril
7.         Tangna kiri memegang penis lalu prepusium ditarik sedikit kepangkalnya dan bersihkan dengan kapas sublimat
8.         Kateter diberi minyak pelumas atau jeli pada ujungnya (kurang lebih 12,5-17,5 cm) lalu masukkan perlahan (kurang lebih 17,5-20 cm) dan sambil anjurkan pasien menarik napas dalam
9.         Jika tertahan jangan dipaksa
10.     Setelah kateter masuk, isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya untuk kateter menetap, dan bila intermiten tarik kembali ambil pasien diminta menarik napas dalam.
11.      Sambung kateter dengan kantung penampung dan viksasi kearah atas paha/abdomen.
12.     Rapikn alat.
13.     Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
14.     Catat prosedur dan respon pasien.
II.            Pemasangan Kateter Kondom
  1. Kaji status klien untuk menentukan kebutuhan akan Kateter kondom
  2. Siapkan peralatan dan suplai:
a.kantung kondom dan bahan karet /lateks(ukuran yang sesuai)
b.secarik plester elastis (jika perlu)persiapan kulit
c. kantung pengumpul urin di sertai tali pengikatnya
d. baskom dengan air hangat dan sabun
e.handuk dan lap
f. sarung tangan sekali pakai
g.selimut mandi
h. klip rambut atau gunting(pilihan)
  1. Jelaskan prosedur
  2. Berikan privasi dengan menutup pintu atau gorde tempat tidur
  3. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
  4. Bantu klien untuk mengambil posisi terlentang.tempatkan selimut mandi di batang tubuh bagian atas.lipat selimut sehingga ekstremitas bagian bawah tertutup;hanya genitalia nya bagian bawah yang seharusnya terlihat
  5. Kaji kondisi penis
  6. Lakukan perawatan perineum dan keringkan secara Menyeluruh .klip rambut di bagian bawah penis
  7. Siapkan kantung tungkai atau kantung pengumpul Drainase urin untuk disambungkan ke kateter kondom. Siapkan selang drainase supaya dapat di hubungkan.
  8.  Bersihkan kulit pada batang penis dan biarkan mengering (30 sampai 60 detik)
  9.  Dengan tangan yang tidak dominan pegang penis di sepanjang batangnya.dengan dominan,pegang kantung kondom pada ujung penis dan dengan perlahan gulung kantung tersebut kearah p0enis ( lihat ilustrasi di halaman 1730 )
  10. Beri jarak 2,5 cm antara ujung kondom dan ujung penis.
  11.  Plester batang penis dengan plester elastis secara melingkar(jika perlu) plester hanya boleh menyentuh kantung kondom, bukan kulit, pasang dengan pas, akan tetapi jangan terlalu ketat.
  12.  Menghubungkan selang drainase ke ujung kateter kondom, dapat di gunakan sebuah kantung drainase atau kantung tungkai(lihat ilustrasi di bawah).yang dipasang di atas atau di bawah lutut. Pastikan bahwa kantung kondom tidak terpelintir(lihat ilustrasi di bawah)
  13.  Fiksasi selang sehingga tidak melekuk dan meningkatkan drainase urine secara bebas.
  14. Tempatkan lkien pada posisi yang nyaman dan aman(berbaring atau duduk akan tetapi tidak menyumbat aliran urine)
  15. Buang suplai yang terkontaminasi lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
  16. Kembali dalam 30 sampai 60 menit untuk memantau drainase urin
  17. Inspeksi kulit pada batang penis secara teratur untuk melihat adanya tanda-tanda kerusakan atau iritasi.
  18. Catat dan laporkan waktu pemasangan kondom, kondisi kulit,serta pola berkemih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar