Disusum Oleh :
Shandy Prima Kurniawati
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Program Profesi Ners
2016
I.
DEFINISI
Aspirasi dari cairan amnion yang berisi mekonium pada
trakhea janin atau bayi baru lahir saat di dalam uterus atau saat bernafas
pertamakali.
II.
PATOFISIOLOGI
Sindroma ini biasanya terjadi pada infant full-term. Mekonium ditemukan
pada cairan amnion dari 10% dari keseluruhan neonatus, mengindikasikan beberapa tingkatan aspiksia dalam kandungan.
Aspiksia mengakibatkan peningkatan peristaltik intestinal karena kurangnya
oksigenasi aliran darah membuat relaksasi otot spincter anal sehingga mekonium
keluar. Mekonium tersebut terhisap saat
janin dalam kandungan.
Aspirasi mekonium
menyebabkan obstruksi jalan nafas komplit atau partial dan vasospasme
pulmonary. Partikel garam dalam mekonium bekerja seperti detergen,
mengakibatkan luka bakar kimia pada jaringan paru. Jika kondisi berkelanjutan
akan terjadi pneumothoraks, hipertensi pulmonal persisten dan pneumonia karena
bakteri.
Dengan intervensi yang adekuat, gangguan ini akan membaik
dalam beberapa hari, tetapi angka kematian mencapai 28% dari seluruh kejadian.
Prognosis tergantung dari jumlah mekonium yang teraspirasi, derajat infiltrasi
paru dan tindakan suctioning yang cukup. Suctioning termasuk aspirasi dari
nasofaring selama kelahiran dan juga suctioning langsung pada trachea melalui
selang endotracheal setelah kelahiran jika mekonium ditemukan.
Perencanaan
berikut difokuskan pada perawatan infant yang mengalami aspirasi mekonium dan
yang berresiko mengalami komplikasi pulmonary.
ETIOLOGI
DAN FAKTOR PENCETUS
·
Asfiksia fetal
·
Prolonged labour
MANIFESTASI
SPESIFIK
·
Noda mekonium saat lahir
·
Takipnea
·
Hipoksia
·
Hipoventilasi
PENANGANAN
·
Suction secara adekuat pada
hipopharing saat kelahiran
·
Intubasi dan suction pada trachea
·
Tangani dengan penanganan distress
pernafasan
·
Cegah hipoksia dan acidosis
PENGKAJIAN
FISIK
Riwayat
antenatal ibu
·
Stress intra uterin
Status
infant saat lahir
·
Full-term, preterm, atau kecil masa
kehamilan
·
Apgar skor dibawah 5
·
Terdapat mekonium pada cairan amnion
·
Suctioning, rescucitasi atau
pemberian therapi oksigen
Pulmonarry
·
Disstress pernafasan dengan gasping,
takipnea (lebih dari 60 x pernafasan per menit), grunting, retraksi, dan nasal
flaring
·
Peningkatan suara nafas dengan
crakles, tergantung dari jumlah mekonium dalam paru
·
Sianosis
·
Barrel chest dengan peningkatan
dengan peningkatan diameter antero posterior (AP)
PENGKAJIAN
BEHAVIORAL
·
Disminished activity
STUDY
DIAGNOSTIK
Rontqen dada untuk menemukan adanya atelektasis, peningkatan
diameter antero posterior, hiperinflation, flatened diaphragma dan terdapatnya
pneumothorax
DATA
LABORATORIUM
Analisa gas darah untuk mengidentifikasi acidosis metabolik
atau respiratorik dengan penurunan PO2 dan peningkatan tingkat PCO2
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
Resiko tingi insufisiensi pernafasan berhubungan dengan aspirasi mekonium
Tujuan
1 : Mencegah dan mengeluarkan mekonium yang teraspirasi pada saat lahir atau
setelahnya
Intervensi
:
o Observasi kebutuhan akan suctioning
nasofaring saat kepala bayi lahir. Mekonium dalam cairan amnion merupakan
indikasi dilakukan suction sebelum bayi baru lahir bernafas
o Lakukan suction pada trakhea infant
dengan selang endotrakheal setelah kelahiran. Prosedur ini dilakukan sebelum
menstimulasi infant jika ditemukan mekonium untuk mencegah aspirasi lebih
lanjut
o Lanjutkan suction pada mulut bayi
untuk mengeluarkan partikel mekonium yang lebih besar. Infant yang teraspirasi
mekonium memerlukan resusitasi, khususnya infant yang mengalami disstress
pernafasan
o Berikan istirahat dan ketenangan
pada infant. Menangis atau agitasi dapat meningkatkan tekanan intra thorakal,
menyebabkan pneumothorax
Tujuan
2. Identifikasi dan minimalkan kegagalan pernafasan setelah kelahiran
Intervensi
:
o Kaji status respirasi yang
mengindikasikan aspirasi mekonium dan memerlukan tindakan segera seperti :
§ Frekuensi,
kedalaman dan takipnea ( frekuensi nafas lebih dari 60 x/menit). Peningkatan
frekuensi nafas menentukan peningkatan kebutuhan oksigen
§ Grunting.
Suara grunting terjadi karena penutupan glottis untuk menghentikan ekshalasi
udara dengan desakan udara ke pita suara
§ Nasal flaring.
§ Retraksi
dengan penggunaan otot bantu nafas. Retraksi mengindikasikan distensi paru yang
tidak adekuat selama inspirasi
§ Cyanosis. Cyanosis terjadi karena penurunan kadar oksigen
dalam tubuh.
§ Analisa gas
darah menunjukkan peningkatan PCO2 dan penurunan PO2. Nilai tersebut
mengindikasikan adanya acidosis
§ Hasil serial
ronqen dada. Dapat mengindikasikan atelektasis, hiperinflasi atau pneumothoraks
o Berikan therapi oksigen dan
ventilasi mekanik dengan tekanan positif. Ventilasi mekanik kadang diperlukan
kadang tidak. Tekanan positif diberikan setelah therapy bronkoskopi atau
laringotrakheal untuk mencegah masuknya mekonium ke jalan nafas yang lebih
kecil.
o Set ventilator mekanik untuk
memberikan tekanan yang lebih tinggi dengan frekuensi nafas pendek (60 – 70 x
/menit. Setting ini diperlukan untuk memberikan ventilasi alveoli bagian distal
pada infant dengan aspirasi mekonium berat
o Pertahankan hiperoksigenasi dan
nilai pH/AGD pada 7,45 – 7,55 dengan PCO2 22 – 30 mmHg. Hiperoksigenasi
mencegah sirkulasi fetal persisten. Keadaan alkalosis respiratorik membentu
menurunkan vasokontriksi paru pada
infant dengan aspirasi mekonium.
o Berikan fisiotherapi dengan perkusi
dan vibrasi setiap 1 – 2 jam. Gunakan percussor atau vibrator jika infant dapat
mentoleransi treatment. Prosedur ini membantu mengeluarkan sekresi tapi
prosedur ini dilakukan tergantung pada kondisi infant
o Cegah komplikasi infeksi
(pneumonitis) dengan pemberian antibiotik IV sesuai pesanan (seperti
ampicillin). Antibiotik menghancurkan bakteri dengan memecah dinding sel
bakteri sehingga sel bakteri mati.
o Berikan aminoglycosides sesuai
pesanan seperti kanamisin. Monitor kadar serum bayi. Aminoglycosides
menghancurkan bakteri dengan menghambat sintesis protein sehingga sel bakteri mati. Berikan secara
pelahan untuk mencegah toksisitas ginjal. Memonitor level serum memaksimalkan
efeltifitas therapi obat.
o Jika dipesankan, berikan steroid
untuk menurunkan respon inflamasi mekonium. Walaupun obat hidrokortison
merupakan pilihan tetapi penggunaannya masih diperdebatkan.
o Siapkan infant untuk pembedahan dan
pemasangan Extracorporeal Membrane Oksigenation (ECMO) Pump jika infant
mengalami kerusakan fungsi paru yang berat. CCMD mempertahankan pertukaran dan
perfusi gas. Pembedahan dilakukan untuk menanam dua tube kecil di leher dan
menghubungkannnya dengan mesin ECMO yang memompakan darah melalui paru
artificial. Prosedur ini memepertahankan infant tetap hidup sampai paru dapat
didukung dengan ventilasi mekanik. Jika ECMO digunakan :
§ Kaji intake
dan output cairan infant. Mempertahankan keseimbangan cairan penting untuk
mencegah overload cairan.
§ Monitor PO2 atau nilai oksimetri. Nilai tersebut untuk
mengevalusi oksigenasi jaringan
§ Kaji status neurologik infant. Tanda neurologik menunjukkan
perubahan status oksigenasi
§ Suction
saluran endotrakheal sesuai pesanan. Suctioning mempertahankan patensi jalan
nafas dan membantu treatment.
2. Koping keluarga yang tidak
efektif berhubungan dengan kecemasan, rasa bersalah dan kemungkinan perawatan
jangka panjang
Tujuan
: Meminimalkan kecemasan, rasa bersalah dan memberikan dukungan selama krisis
situasi.
Intervensi
:
o Kaji ekpressi verbal dan non verbal,
perasaan dan penggunaan koping mekanisme. Data tersebut diperlukan untuk membantu
perawat untuk membangun koping yang konstruktif pada keluarga
o Anjurkan orangtua mengungkapkan
perasaannya tentang keadaan sakit anaknya, perawatan yang lama, dan prosedur
yang dilakukan pada anaknya. Verbalisasi membantu mempertahankan rasa percaya,
menurunkan tingkat kecemasan orangtua dan meningkatkan keterlibatan orangtua
o Berikan informasi yang konsisten dan
akurat tetang kondisi dan perkembangan bayinya, perawatan di masa yang akan
datang, dan potensial problem pernafasan. Informasi akan menurunkan kecemasan
terhadap keadaan bayinya.
o Anjurkan keluarga berkunjung, ikut
memberikan perawatan bila mungkin. Kunjungan, komunikasi dan partisipasi pada
perawatan infant membantu proses bounding
o Informasikan kepada orangtua tentang
kebutuhan setelah pulang dan intruksikan prosedur yang penting saat di rumah.
Beberapa infant membutuhkan bantuan ventilator setelah pulang ke rumah.
o Rujuk orangtua pada perawat
komunitas dan informasikan tentang fasilitas kesehatan yang bisa dihubungi. Rujukan
memberikan support kepada keluarga untuk terus mengontrol keadaan bayinya.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN LAIN YANG MUNGKIN :
·
Gangguan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan kalori.
·
Kecemasan orangtua berhubungan
dengan kemungkinan kematian pada infant, respon terhadap perawatan yang lama,
dan pemberian bantuan ventilator di rumah
·
Resiko tinggi deficit volume cairan
berhubungan dengan IWL dari peningkatan pernafasan
·
Resiko tinggi infeksi berhubungan
dengan pneumonia sebagai akibat mekonium pada paru
·
Resiko tinggi injury berhubungan
dengan komplikasi pneumothoraks, atelektasis
·
Kegagalan pertukaran gas berhubungan
dengan pneumonitis chemical dan kegagalan fungsi paru akibat aspirasi mekonium
·
Inefektif bersihan jalan nafas
berhubungan dengan aspirasi mekonium
·
Deficit pengetahuan orangtua
berhubungan dengan perawatan jangka panjang setelah kepulangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Melson,
Kathryn A. & Marie S. Jaffe, Maternal Infant Health Care Palnning,
Second Edition, Springhouse Corporation, Springhouse, 1994
Tidak ada komentar:
Posting Komentar